Wrapped Token CaraToken Crypto Saling Terhubung

Subscribe Dengan Account Google Untuk Membaca Semua Artikel Ini!
Wrapped Token CaraToken Crypto Saling Terhubung

Lalu, merchant akan menerima jumlah aset yang sepadan dengan nilai token terselubung tersebut.

Uniknya, token native dari jaringan blockchain Ethereun sendiri kerap ditokenisasi.

Alasannya adalah Ethereum dibuat sebelum protokol ERC-20 diciptakan.

Sehingga, meski keduanya beroperasi pada blockchain yang sama, ETH tidak kompatibel dengan ERC-20. Karenanya lahirlah WETH, yakni versi token dari koin Ether.

Namun, penggunaan blockchain untuk praktik wrapped token tidak terbatas hanya pada Ethereum saja.

Blockchain lain seperti Binance Smart Chain (BSC) pun menyediakan protokol khusus jika kamu berminat membuat token terselubung pada jaringannya, yakni BEP-20.

Keuntungan dan Kerugian Membuat Wrapped Token


Tentunya melakukan wrapp di aset kripto yang kamu miliki menjadi token merupakan langkah yang harus diukur keuntungan dan kerugiannya.

Apalagi biaya transaksi saat akan meluncurkan sebuah smart contracts di jaringan blockchain tertentu tidaklah murah.

Salah satu keuntungan yang kamu peroleh dengan membuat token terselubung adalah fleksibilitas menggunakan aset kripto kamu pada jaringan blockchain lain.

Fleksibilitas ini membuat aset kripto yang sedang menganggur bisa dimanfaatkan untuk kegiatan di blockchain lain.

Ditinjau secara makro, skema ini mampu meningkatkan likuiditas antar blockchain dengan efektif.

Apalagi, metode ini jauh lebih murah, cepat dan efisien ketimbang melakukan transfer dengan skema lainnya. Fee yang harus kamu bayarkan pun lebih murah.

Tetapi, tentunya ada risiko yang harus kamu pertimbangkan untuk dimitigasi. Salah satu risikonya adalah kustodian yang kurang terpercaya.

Mengingat sang kustodian adalah penanggung jawab aset kamu selama dialihkan jadi wrapped token, kredibilitasnya tentu harus diteliti dengan masak.

Jangan sampai sang kustodian membawa lari aset kamu dan meninggalkan kamu hanya dengan token berisi aset proxy.

Di masa depan mungkin akan ada banyak metode menyelubung aset dengan cara yang lebih terdesentralisasi, sehingga praktiknya tidak perlu banyak bergantung pada sang kustodian.

Namun, hingga saat ini, skema yang tersedia masih meninggalkan risiko dari lembaga perantara tersebut.

Sumber referensi: pluang, investopedia

Baca artikel lainya: