MongoDB, sebagai basis data NoSQL, memiliki pendekatan berbeda dalam pemodelan data dibanding basis data relasional.
Oleh karena itu, design pattern yang digunakan pun akan berbeda. Berikut beberapa design pattern yang umum digunakan di MongoDB:
1. Embedded Documents
- Menyimpan dokumen terkait (dengan kardinalitas one-to-one atau one-to-few) langsung di dalam dokumen utama.
- Keuntungan: query lebih efisien karena data terkait bisa didapat dalam sekali query.
- Kerugian: ukuran dokumen bisa menjadi besar dan update pada sub-dokumen bisa mempengaruhi keseluruhan dokumen.
2. Referenced Documents
- Menggunakan ID untuk merepresentasikan dokumen terkait yang disimpan terpisah.
- Keuntungan: fleksibel untuk update dan query dokumen terkait tanpa mempengaruhi dokumen utama.
- Kerugian: membutuhkan query tambahan untuk mendapatkan data dokumen terkait.
3. Schema Versioning
- Digunakan untuk menyimpan riwayat perubahan struktur dokumen seiring berjalannya waktu.
- Keuntungan: memudahkan migrasi data dan kompatibilitas dengan versi aplikasi berbeda.
- Kerugian: menambah kompleksitas dan membutuhkan ruang penyimpanan ekstra.
4. Approximation Pattern
- Menyimpan perkiraan nilai untuk data yang membutuhkan kalkulasi mahal.
- Keuntungan: meningkatkan performa query dengan mengorbankan sedikit akurasi.
- Kerugian: tidak cocok untuk data yang membutuhkan presisi tinggi.
5. Extended References
- Menambahkan informasi tambahan pada field referensi untuk mengurangi query yang membutuhkan join antar dokumen.
- Keuntungan: mengurangi jumlah query yang kompleks.
- Keruntungan: bisa menambah ukuran dokumen dan kompleksitas.
Catatan dan Saran
- Pemilihan design pattern yang tepat tergantung pada kebutuhan dan karakteristik data Anda.
- Kombinasi beberapa design pattern bisa dilakukan untuk mencapai hasil optimal.
- Selalu pelajari dan sesuaikan design pattern sesuai dengan perkembangan aplikasi Anda.
Baca artikel lainya :