Nak, Kamu Gapapa, Kan?Pak, Bu, andai kalian tahu, aku hanya ingin didengar. Aku hanya ingin merasakan suasana rumah yang hangat. Aku hanya ingin ada foto keluarga kita terpajang di rumah. Namun, rumah yang seharusnya jadi tempat yang nyaman untuk pulang, malah terasa asing untukku. Buy |
Teknologi selalu menghadirkan disrupsi dari hal dengan skala kecil sampai pada hal dengan skala yang lebih besar.
Disrupsi sendiri erat kaitanya dengan inovasi yaitu menghadirkan cara-cara baru yang jauh lebih efisien dari cara-cara sebelumnya.
Seperti lahirnya produk e-wallet karena adanya kebutuhan akan satu dompet transaksi pembayaran. Dengan tujuan agar lebih mudah saat kita melakukan belanja online di ecomerce, melakukan pembayaran transportasi umum, membayar cicilan dan lain sebagainya.
Demikian juga dengan lahirnya metaverse yang diyakini akan membuka peluang baru untuk berinovasi. Para developer akan ditantang untuk bisa menghadirkan pengalaman bisnis yang baik dalam dunia 3D.
Istilah metaverse pertama kali digunakan dalam Snow Crash, novel ber-genre cyberpunk yang diterbitkan pada 1992.
Dalam novel tersebut, metaverse digambarkan sebagai dunia virtual yang bisa dikunjungi oleh orang-orang melalui perangkat VR.
Namun, Snow Crash tidak menggambarkan metaverse sebagai utopia sempurna yang membuat semua orang yang masuk ke dalamnya menjadi bahagia.
Sebaliknya, metaverse menciptakan masalah tersendiri, mulai dari kecanduan teknologi, diskriminasi, kekerasan, dan harassment. Sebagian dari masalah itu bahkan sampai terbawa ke dunia nyata.
Saat ini, ada banyak perusahaan yang tertarik untuk mengembangkan metaverse, mulai dari perusahaan game seperti Epic Games dan Tencent, sampai perusahaan teknologi raksasa seperti Microsoft dan Facebook.
Begitu banyaknya perusahaan yang tertarik dengan metaverse sehingga definisi dari metaverse itu sendiri pun masih belum seragam.
Masing-masing perusahaan seolah-olah punya konsep akan metaverse yang ideal. Dikutip dari hybrid.co.id, berikut beberapa definisi metaverse dari sejumlah tokoh dan perusahaan ternama.
Sementara itu, Roblox mengartikan metaverse sebagai ruang virtual 3D dalam semesta virtual yang bisa diakses oleh banyak orang secara bersamaan.
Dengan menggunakan media itu, orang-orang akan bisa membuat konten di dunia virtual dan saling berbagi konten tersebut. Para pemain juga akan punya kesempatan yang sama untuk mengubah keadaaan sosioekonomi di dunia virtual tersebut.