Di tengah hiruk pikuk inovasi kecerdasan buatan, banyak yang bertanya-tanya: akankah AI menggantikan peran programmer?
Thomas Dohmke, CEO GitHub, punya pandangan menarik. Menurutnya, meskipun antusiasme terhadap AI kini makin besar, kemampuan programmer untuk memahami dan menguasai AI justru semakin krusial.
Dua tahun lalu, Dohmke melihat perusahaan perlu diyakinkan untuk mengadopsi AI. Kini, yang terjadi justru sebaliknya: "banyak FOMO" (Fear of Missing Out) di pasar, di mana perusahaan berlomba-lomba mengintegrasikan AI ke dalam operasional mereka.
Namun, di balik kegairahan ini, Dohmke menekankan bahwa insinyur perangkat lunak tetap memerlukan "kemauan untuk belajar" tentang cara memanfaatkan AI secara efektif.
Ini bukan berarti AI akan mengambil alih pekerjaan mereka, melainkan mengubah cara kerja mereka.
Poin kunci yang diangkat Dohmke adalah pentingnya "keterampilan dalam memberikan perintah" (prompt engineering). Ini adalah kemampuan untuk merumuskan instruksi yang jelas dan tepat kepada AI agar menghasilkan output yang diinginkan.
"Jika saya menemukan cara menulis perintah untuk sesuatu yang dapat saya lakukan sendiri, itu hanya membuang-buang waktu," katanya. Pernyataan ini menegaskan bahwa penggunaan AI harus strategis, bukan sekadar pelengkap.
Programmer yang cerdas akan tahu kapan harus menggunakan perintah AI dan kapan tidak. Mereka akan memahami bahwa ada tugas-tugas yang lebih efisien dan efektif jika dikerjakan secara manual, dan ada pula yang bisa dioptimalkan dengan bantuan AI.
Di tengah "vibe coding" yang didorong AI, di mana AI bisa menghasilkan barisan kode secara instan, peran programmer dengan pemahaman mendalam tentang kode justru semakin fundamental. Berikut beberapa alasannya:
Alih-alih menggantikan, AI justru akan memberdayakan programmer.
Mereka akan menjadi arsitek dan pengawas, menggunakan AI sebagai alat yang ampuh untuk mempercepat pengembangan, mengotomatiskan tugas repetitif, dan mengatasi tantangan yang lebih kompleks.
Jadi, bagi para calon programmer atau mereka yang khawatir akan masa depan profesi ini, pesan Dohmke jelas: kemampuan beradaptasi, kemauan untuk belajar, dan pemahaman mendalam tentang prinsip-prinsip dasar coding akan selalu menjadi aset yang tak ternilai.
AI bukanlah akhir dari coding, melainkan awal dari era kolaborasi yang lebih cerdas dan produktif.
Kisah Inspiratif dari Malang Bersama n8n.io dan Google Gemini