Mengenal DeFi Implementasi Blockchain Pada Industri Fintech

Subscribe Dengan Account Google Untuk Membaca Semua Artikel Ini!
Mengenal DeFi Implementasi Blockchain Pada Industri Fintech

Secara tradisional, hampir semua transaksi keuangan melibatkan semacam perantara. Ketika seorang pelanggan melakukan pembayaran dengan dompet digital atau e-wallet, ada beberapa pihak yang terlibat, termasuk pengakuisisi dan bank.

Pada beberapa tahap, pihak ketiga memiliki pengawasan penuh atas detail transaksi dan kemampuan untuk menghentikan atau menolaknya.

Gerakan DeFi didasarkan pada gagasan bahwa sistem keuangan tidak boleh dikendalikan oleh penyedia pihak ketiga yang monopolistik semacam ini, dan sebaliknya harus didesentralisasi.

Beberapa memiliki alasan politik atau filosofis untuk memegang premis ini, sementara yang lain percaya bahwa itu akan meningkatkan efisiensi dan kecepatan dunia keuangan.

Ada banyak dan terus bertambah pemain di dunia DeFi. Sebagian besar aplikasi utama dibangun di atas Ethereum, yang memungkinkan pengembangan perangkat lunak terdesentralisasi.

Mereka menggunakan teknologi smart contract untuk meminimalkan atau sepenuhnya menghilangkan kebutuhan akan sentuhan operator manusia.

Penyedia DeFi sedang berlomba membangun alternatif untuk layanan keuangan tradisional, serta produk turunan lainya seperti stablecoin, pertukaran terdesentralisasi (DEX), dan layanan pinjaman peer-to-peer.

Banyak orang percaya bahwa DeFi menandai masa depan layanan keuangan, dan harapan besar ada pada perusahaan rintisan berbasis DeFi.

Namun, perusahaan rintisan berbasis DeFi di bayangi oleh ketidakpastian yang berujung kegagalan untuk bertumbuh, kegagalan ini bisa saja karena bidang ini masih sangat baru.

DeFi merupakan gerakan dalam layanan keuangan tradisional dan fintech yang bertujuan untuk memperluas akses ke perbankan dan teknologi pembayaran.

A) Manfaat DeFi Bagi Industri Fintech


Salah satu manfaat DeFi dapat digunakan untuk pertukaran terdesentralisasi. Transaksi hanya memerlukan alamat dompet digital yang valid dan didanai dengan kripto.

Selain itu dapat digunakan untuk DeFi Staking (PoS) yakni protokol Staking yang digunakan pada blockchain untuk menyediakan likuiditas untuk memvalidasi transaksi melalui konsensus PoS.

Terakhir DeFi menawarkan pengguna dapat melakukan pinjam meminjam. Pengguna mengunci aset kripto dalam platfom dengan jangka waktu yang digunakan oleh platform untuk layanan pinjaman.

B) Tantangan DeFi Bagi Industri Fintech


Tantangan utama DeFi adalah belum teredukasinya pemahaman masyarakat luas tentang teknologi fintech berbasis DeFi sehingga memerlukan investasi edukasi yang tinggi.

Selain itu, ada banyak platform terdesentralisasi yang berbeda kualitas dan keandalannya. Para pengguna platform masih rentan terhadap upaya penyalah gunaan data karena masih kurangnya pengawasan dari otoritas terkait.

 "Keamanan menjadi isu utama dan juga jadi tantangan signifikan bagi ekosistem ini."